Sabtu, 28 Juli 2012

Istri Anggota TNI Tewas Dibunuh


Sadis. Eva Cristianti, 23, istri anggota TNI Kodam XVII Cenderawasih, Papua ditemukan tewas dengan enam luka tusuk di tubuhnya.

Istri Sertu M Muhadi ini ditemukan tergeletak di belakang kantor Wali Kota Jayapura menuju Jalan Kompleks Kodam XVII Cenderawasih, pukul 06.30 WIT kemarin.Korban pertama kali ditemukan oleh Pratu Muson saat melintas di lokasi.Anggota Kodam XVI Cenderawasih tersebut melihat sesosok mayat perempuan. Penemuan ini langsung dilaporkan ke Polsek Jayapura Utara. Kapolresta Jayapura AKBP Alfred Papare memastikan, berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), korban tewas karena dibunuh.

“Korban dibunuh di tempat lain, kemudian jasadnya dibuang di lokasi penemuan,” terang Alfred. Menurut dia, saat ditemukan, jenazah korban tergeletak dengan luka tusuk, di pinggir jalan yang menghubungkan jalan menuju kawasan Polimak dan Kodam XVII Cenderawasih. Di tubuh korban terdapat enam luka tusukan,di antaranya di dahi, leher, dan tangan. ”Barang-barang berharga milik korban masih di sekitar tubuh korban,”ungkapnya.

Untuk kepentingan penyelidikan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan TNI. “Soal apakah masih berkaitan dengan pembunuhan-pembunuhan yang selama ini terjadi masih dalam penyelidikan,” tuturnya. Selanjutnya jenazah korban dibawa ke RSU Dok II Jayapura untuk diautopsi, sebelum disemayamkan di rumah duka oleh keluarganya.

Aksi teror dan pembunuhan di Papua memang tidak pernah berhenti.Sejak Januari 2012,sudah belasan korban tewas maupun luka. Pada 9 Januari, sekelompok orang tak dikenal menembaki trailer milik PT Freeport Indonesia di Mile 52,Jalan Poros Tambang Freeport.Mobil dibakar dan dua orang tewas. Teror berhenti sesaat hingga akhirnya pada 8 April, lima penumpang pesawat Trigana ditembak di Bandara Mulia, Puncak Jaya.Satu orang tewas.

Korbannya bernama Leiron Kogoya, wartawan Papua Pos Nabire (Grup Pasific Post) yang baru ditugaskan ke Puncak Jaya untuk meliput kegiatan pilkada. Tidak lama kemudian, tepatnya pada 14 April, penembakan kembali terjadi di Mile 36 Puncak Jaya. Mobil pengangkut air PT Freeport menjadi sasaran tembak. Aksi serupa berlanjut pada 1 Mei.

Seorang mahasiswa menjadi korban penembakan seusai berunjuk rasa.Korbannya bernama Thei Karoba, 26, mahasiswa STIE Port Numbay. Pada 17 Mei, seorang tukang ojek tewas ditembak di Kampung Yalinggua, Mulia, Kabupaten Puncak Jaya.Pada 29 Mei, seorang warga berkebangsaan Jerman bernama Dietmar Pieper, 55, pemilik paspor No.C1WVZVXNL, tertembak ketika sedang menikmati liburan di lokasi wisata Pantai Base G,Jayapura.Selanjutnya Senin 4 Juni, seorang pelajar SMU Kalam Kudus Jayapura bernama Gilberth Febrian Ma’dika, 16, menjadi korban penembakan di Jalan Raya Skyland–Kotaraja.

Hari yang sama, Yesa Mirin (simpatisan KNPB) tewas saat aparat keamanan membubarkan paksa massa kelompok sayap politik Gerakan Papua Merdeka yang berunjuk rasa secara anarkistis di Kampung Harapan, Jayapura. Selasa, 5 Juni serangkaian aksi penembakan kembali terjadi di dua tempat di Kota Jayapura. Tiga warga menjadi korban, yakni Iqbal Rivai, 22,Hardi Jayanto, 22, Pratu Frengky Kune; 25, anggota TNI AD.

Rabu 6 Juni, seorang pegawai negeri sipil ditembak di Jalan Wali Kota, Distrik Jayapura Selatan. Hari yang sama dua anggota TNI dari Batalion Infanteri 756 Wamena dihakimi massa di Kampung Honay lama,Wamena. Di bagian lain,Polresta Jayapura menggelar rekonstruksi kasus penembakan yang disertai pembakaran mobil. Rekonstruksi dilakukan untuk menguatkan hasil berita acara pemeriksaan (BAP) terutama peran serta tersangka.

“Rekonstruksi awalnya dilakukan di kawasan perkantoran Pemkab Jayapura yakni di Gunung Merah,karena di sanalah korban Saiful yang berprofesi sebagai sopir rental ditembakolehMako Tabuni,tersangka yang juga eksekutor penembakan dalam aksi teror yang terjadi beberapa waktu lalu di Kota Jayapura,”jelas Alfred

Tidak ada komentar:

Posting Komentar